Tingkatkan Kualitas SDM Pertanian, Kementan Buka Pertukaran Pelajar SMK Pertanian dengan Jepang

udin abay | Senin, 30 Januari 2023 , 14:08:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menyambut baik hadirnya  bonus demografi yang akan menghadirkan besarnya komposisi usia  produktif atau lebih dikenal dengan generasi millenial ketimbang usia non produktif. 

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini generasi milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.

“Pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional. Hadirnya petani-petani milenial atau regenerasi petani merupakan harga mati yang harus segera kita realisasikan bersama. Generasi milenial berpotensi menjadi wirausahawan muda pertanian, karena memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi atau fleksibel, kreatif, melek teknologi, empati dan mampu berpikir kritis. Generasi ini diharapkan tidak hanya menjadi job seeker melainkan mampu menjadi job creator”, ungkap SYL.

Lebih lanjut Mentan SYL menegaskan transformasi pembangunan pertanian berbasis penguatan petani milenial dan digitalisasi diperlukan untuk merubah pertanian tradisional menjadi pertanian modern agar lebih efisien, dapat memanfaatkan peluang yang ada dan mampu berkompetisi serta memberikan pendapatan yang menarik. Pembangunan pertanian ke depan dengan dihadapkan tantangan global harus menerapkan cara-cara baru yang modern untuk meningkatkan produksi untuk penyediaan pangan dalam negeri yang surplus hingga bisa ekspor.

"Pertanian besok bukan yang dulu lagi. Tapi pertanian yang menggunakan teknologi informasi berbasis internet, penerapan IoT, Robot Construction, Artificial Intelligence dan otomatisasi mekanisasi pertanian”, tegasnya.

Menindaklanjuti pernyataan Mentan, Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] menyatakan guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern,  maka dilakukan  penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan di antaranya melalui peluang pelatihan atau magang  maupun pertukaran pelajar/ mahasiswa di negara-negara maju dalam bidang pertanian seperti Jepang, Taiwan, Australia dan Korea. 

Pada kunjungan Counter Part (CP) training magang Jepang JICA yang dilaksanakan pada tanggal 23-30 Januari 2023, Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah beserta tim yang berasal dari Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) serta Sekretariat BPPSDMP selain fokus pada kegiatan magang petani millenial di Jepang juga menjajaki kerjasama  pertukaran pelajar  di FUKUI NORIN HIGH SCHOOL yang merupakan SMK Pertanian di Fukui.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah melaksanakan pertukaran pelajar siswa SMK sejak  2003 dengan pembiayaan berasal dari Pemerintah Indonesia. Namun sempat terhenti, dan Kementan kembali menjajaki pertukaran pelajar ini. 

“Ini merupakan kesempatan baik untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian khususnya pelajar SMK Pertanian di Indonesia. Kepala sekolah/Ketua Fukui Norin High School,  Imazawa Hikari  menyambut baik rencana untuk menghidupkan kembali kerjasama program pertukaran pelajar ini dengan SMK  serta guru pendamping. Selanjutnya, BPPSDMP melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan)  akan menindaklanjuti rencana program kerjasama ini”, jelas Munifah.

Munifah menambahkan bahwa direncanakan pertukaran pelajar akan dilakukan selama lebih kurang 10 hari dengan fasilitasi tiket pesawat, paspor dan visa dari Pemerintah Indonesia. 

“Selama di Prefectur Fukui semua akomodasi  dan konsumsi menjadi tanggung jawab sekolah. Fasilitas asrama di Fukui sangat memadai, lengkap dengan peralatan serba otomatis. Begitu pun sebaliknya, untuk  SMK di Indonesia juga telah disediakan minimal tersedia 4 kamar ( 2 kamar untuk siswa dan dua kamar untuk guru) yang dilengkapi dengan fasilitas memadai dan dalam kondisi bersih”, tambah Munifah.
Semoga melalui berbagai kesempatan yang diberikan oleh negara-negara maju seperti Jepang, peserta pertukaran pelajar mendapatkan pembelajaran secara langsung sehingga dapat menjadi alat transfer teknologi, pengetahuan, etos kerja, dan kreativitas dalam mengembangkan usaha pertanian di sektor pertanian. NL