Masifkan Genta Organik di Mutiara Priangan Jawa Barat, Kementan Libatkan P4S
udin abay | Selasa, 06 Juni 2023 , 10:43:00 WIB
Swadayaonline.com - Gerakan Tani Pro Ogranik atau yang dikenal dengan Genta Organik merupakan salah satu program Kementerian Pertanian yang mulai digalakkan sejak 2022 lalu. Hingga saat ini Kementerian Pertanian berkomitmen meningkatkan produksi pertanian melalui penggunaan pupuk organik khususnya pada komoditas hortikultura.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak petani, penyuluh, dan insan pertanian untuk mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningatkan penggunaan pupuk organik.
Disampaikan pria yang akrab disapa SYL ini, “menjaga tanah dan kesuburannya tidak hanya menjadi kewajiban para petani, namun juga tugas Kementan untuk mentraining seluruh masyarakat tani, termasuk pemerintah hingga lingkup terkecil,” katanya.
Meski demikian, SYL menekankan bahwa penggunaan pupuk kimia masih ditolerasi asalkan tidak berlebihan. Kalau mau pakai pupuk kimia tidak perlu banyak, sehingga efek sampingnya bisa kita kurangi," imbuh SYL.
Penggunaan pupuk organik juga menjadi salah satu solusi menjaga produktivitas tetap meningkat di tengah bayang-bayang krisis pangan dunia dan harga pupuk serta pestisida yang mahal.
Karenanya melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan menggaungkan Genta Organik secara masif dengan berbagai metode, mulai dari Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh, Training of Trainer, hingga berbincang langsung dengan insan pertanian di akar rumput.
Seperti yang dilakukan oleh Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi pada Minggu (4/5). Didampingi Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, Dedi melakukan kunjungan ke Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Bakti Hurip, Kota Tasikmalaya Jawa Barat.
Kedatangan Dedi kali ini disambut hangat oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Tasikmalaya beserta jajaran; Ketua BPP Cibeureum; Ketua P4S Bakti Hurip; para petani milenial; Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga, dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bakti Hurip.
Adang Mulyana, Kepala DKPPP menyatakan pihaknya terus bersinergi dengan petani dan penyuluh di Tasikmalaya. Lahan pertanian masih banyak dan masih bisa dimaksimalkan untuk bertani di tengah Kota Tasikmalaya.
Lebih lanjut Ketua P4S Bakti Hurip, Dadang Sunarya, mengungkapkan saat ini masyarakat di kota sudah banyak melirik potensi sektor pertanian. Ia juga banyak menggandeng petani milenial di wilayah sekitar.
Menurutnya kualitas menjadi hal yang penting dan harus diperhatikan.
Menanggapi hal tersebut Kepala BPPSDMP memberikan tips meningkatkan kualitas produksi yakni dengan kompos dan pupuk organik.
“Kalau tanah gembur pasti subur. Tanah yang gembur berarti kandungan oksigennya banyak tanah harus memiliki aerasi yang baik,” katanya.
Dikatakan Dedi, Kompos dapat memegang air saat musim hujan dan melepas air saat musim kemarau. Karenanya penggunaan bahan organik ini dapat mencegah tanaman dari kekeringan.
“Kompos sama dengan pupuk organik. Dari biomas dicampur dengan pupuk kandang. Solusinya gunakan pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang paling lengkap sehingga menjadi 4 sehat 5 sempurna bagi tanaman karena menyediakan semua unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan ,” kata Dedi.
Dibandingkan dengan jenis pupuk lainnya, seperti pupuk urea dan NPK, pupuk organik mengandung zat yang paling komplit. “Kalau sudah menggunakan pupuk organik, berarti kita juga sudah menerapkan smart farming. Selanjutnya pupuk hayati, yakni pupuk yang mengandung mikroba yang dapat menyuburkan tanah. Mikroba tersebut mampu menguraikan bahan organik menjadi unsur hara yang bermanfaat,” lanjutnya.
Sebagai pembina P4S Provinsi Jawa Barat, Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menyampaikan “BBPP Lembang diharapkan dapat memberi dampak kepada stakeholder dalam hal peningkatan kompetensi SDM serta produksi dan produktivitas pertanian. Salah satunya dengan turut berpartisipasi dalam menggalakkan Genta Organik mulai dari lingkup nasional hingga skala terkecil“. DRY/YKO