Penyuluh Pertanian Siap Hadapi Tantangan Global Menjadi Kopassus Petani

udin abay | Kamis, 08 Juni 2023 , 18:44:00 WIB

Dalam rangka meningkatkan peran sektor pertanian bagi pembangunan perekonomian nasional diperlukan SDM pertanian yang berkualitas, andal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis. Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli merupakan upaya untuk mewujudkan hal tersebut melalui peningkatan wawasan, kecerdasan, keterampilan dan ilmu pengetahuan, disamping sebagai bentuk penghargaan kepada penyuluh pertanian agar mampu meningkatkan kinerja yang didasarkan atas displin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis yang tepat sesuai potensi di wilayah kerjanya.

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian semakin masif menggenjot kapasitas SDM pertanian. Sebab, SDM menjadi faktor penting dalam pembangunan pertanian. Penyuluh pertanian sebagai salah satu SDM yang penting sebagai penggerak petani di pedesaan merupakan garda terdepan pembangunan pertanian. Ini selalu diungkapkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. “Penyuluh pertanian  adalah “kopassus” petani yang harus menyebar ke semua desa dan mulai menghidupi petani secara mandiri melalui kelembagaan ekonomi. Dikaitkan dengan fenomena El-Nino, SYL menyampaikan pula agar penyuluh pertanian membuat kelembagaan yang kuat dan bernilai ekonomi, termasuk menyiapkan teknologi dan mekanisasi,” tuturnya.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian tidak berhenti melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM Pertanian. Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan, BPPSDMP sebagai Unit Kerja Kementerian Pertanian mempunyai 5 program unggulan. Diantaranya Bimtek milenial 2,5 juta terkoneksi dengan Jaringan Petani Nasional (JPN), pengembangan wirausaha muda (young entrepreneur) pertanian, pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi di 34 provinsi, penguatan peran Kostratani terkoneksi dengan AWR dalam mewujudkan satu data pertanian, dan peningkatan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP). 

“Salah satu fokus BPPSDMP adalah mewujudkan SDM pertanian yang handal, berdaya saing, serta berjiwa entrepreneur melalui pelatihan yang berkualitas. SDM Pertanian inilah yang menjadi tonggak dalam mendukung pertanian yang maju, mandiri, dan modern,” katanya.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menyelenggarakan Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli pada tanggal 18 Mei – 8 Juni 2023. Pelatihan dengan anggaran pola PNBP ini diikuti oleh 34 orang yang berasal dari 4 provinsi. Dua puluh orang dari Jawa Barat yaitu Kabupaten Purwakata, Subang, Indramayu dan Pangandaran, 10 orang dari Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, 3 orang dari Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta, dan 1 orang dari Kota Tangerang Banten.

Tujuan diselenggarakan pelatihan adalah untuk membangun landasan pelaksanaan tugas penyuluh pertanian, menyamakan persepsi terhadap tugas dan fungsi, organisasi, tata kerja dan tata hubungan kerja penyuluh pertanian, memberikan wawasan berfikir dan bertindak secara komprehensif bagi penyuluh pertanian, dan meningkatkan pengetahuan, keahlian dan sikap sebagai penyuluh pertanian.

Selama 3 minggu pelatihan, peserta memperoleh materi yang terbagi menjadi 4 kelompok materi, yaitu materi dasar, materi ini, materi penunjang, dan praktik kompetensi. Total JP yang dijalani peserta sebanyak 168 JP. Fasilitator pelatihan yaitu Widyaiswara BBPP Lembang, Pusat Penyuluhan Pertanian, Pusat Pelatihan Pertanian, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat dan praktisi.

Kegiatan pelatihan diakhiri dengan praktik kompetensi selama 1 minggu. Penutupan pelatihan, Rabu (7/6/2023) oleh Kepala BBPP Lembang didampingi Tim Manajemen dan Widyaiswara BBPP Lembang. Hadir pula tamu undangan dari Badan Kepegawaian Daerah Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM (BKPSDM)  Kabupaten Indramayu.  

Kepala Balai, Ajat Jatnika menekankan bahwa keberadaan SDM pertanian menjadi kunci keberhasilan pembangunan pertanian. “Setiap individu harus mulai menetapkan visi misi hidupnya masing-masing. Setelah itu sikap dan pola tindakan yang kita lakukan harus ditetapkan untuk menggulirkan visi menjadi misi,” ucapnya. “Setelah pelatihan ini saya harap semua harus bisa memastikan apa yang dilakukan semuanya menjadi lebih baik atau tidak, baik itu cara berpikir, sikap dan tindakan harus semakin produktif,” jelas Ajat.

Ajat mengajak peserta untuk merinci beberapa aspek setelah pelatihan untuk ditindaklanjuti. a) Hasil pelatihan untuk bisa diterapkan di tempat masing-masing, b) Materi yang diperoleh untuk bisa didiseminasikan kepada petani, c) Pelatihan dapat memotivasi untuk berbuat lebih baik, d) tujuan pembangunan pertanian agar terciptanya better farming, better living, better community, better environment, dan better business dan kuncinya adalah partisipasi.

Hasil evaluasi penyelenggaraan pelatihan dan yudisium, secara umum dari semua aspek evaluasi yaitu daily mood, evaluasi fasilitator, kepuasan peserta, evaluasi sikap dan akademis yang meliputi sikap, kognitif, tugas, laporan praktik kompetensi, menyatakan seluruh peserta lulus dan berhak memperoleh Surat Tanda Tamat Pelatihan. Dari 34 orang peserta, terpilih 5 peringkat terbaik yang memperoleh nilai memuaskan dan baik sekali dan berhak memperoleh piagam penghargaan dari BBPP Lembang.

Achsan Taufiqurrochman, peserta dari Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menyampaikan kesan pesan mewakili seluruh peserta. “Terimakasih BBPP Lembang kepada panitia dan pengaja atas terselenggaranya pelatihan ini, menjadi bekal kami untuk mendampingi petani di lapangan,” ucap Achsan. “Fasilitas pelatihan sudah bisa mendukung kinerja penyelenggaraan pelatihan, namun perlu dilakukan perbaikan beberapa hal agar ke depan akan lebih baik untuk penyelenggaraan pelatihan,” imbuhnya. YKO/CHE