Tingkatkan Literasi, Perpustakaan Kementan Hadirkan Inovasi Air Mili
udin abay | Jum'at, 16 Agustus 2024 , 11:24:00 WIB
Swadayaonline.com - Di tengah perkembangan pesat teknologi dan informasi, literasi membaca tetap menjadi fondasi utama dalam pendidikan dan pelatihan. Guna meningkatkan literasi membaca diperlukan inovasi untuk menarik minat baca masyarakat serta mempermudah masyarakat untuk mengakses buku-buku yang ada di perpustakaan khususnya untuk dunia peternakan.
Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian menggelar sharing session dengan topik “tips menuju perpustakaan terakreditasi : inovasi air mili” Rabu (14/08).
Pada acara tersebut, hadir pula pustakawan perpustakaan Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu yang berbagi pengalaman pengelolaan perpustakaan kepada pustakawan lingkup kementerian pertanian.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, inovasi harus terus dilakukan agar ketahanan pangan dapat terjaga.
Ia menambahkan, tantangan pertanian tidak mudah. Oleh sebab itu langkah antisipasi harus dilakukan dan dibutuhkan juga inovasi untuk memastikan pertanian tidak terganggu.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menjelaskan jika inovasi dan pemanfaatan teknologi perlu dilakukan untuk mendukung program utama Kementerian Pertanian dalam mengantisipasi darurat pangan.
“Dengan didukung dengan inovasi dan pemanfaatan teknologi, Saya yakin target utama Kementan dalam meningkatkan produksi sekaligus mengantisipasi darurat pangan, akan tercapai,” sebut Santi
Inovasi ini juga harus dilakukan dalam pengelolaan perpustakaan untuk menarik dan memudahkan pengelola dan pemustaka dalam memanfaatkan layanan yang ada. Inovasi yang dilakukan diantaranya air mili, library cafe, literasi melalui QR-Code, penak sini, label koleksi warna-warni, apresiasi ke pemustaka. Air mili adalah singkatan dari “a I am reading in mini library”.
Ide ini muncul karena keinginan perpustakaan untuk memberikan layanan prima “library comes to you”, keterbatasan jam layanan yang sesuai dengan jam kerja pegawai, serta waktu luang pemustaka lebih banyak saat perpustakaan sudah tutup.
Oleh karena itu, air mili menjadi solusi permasalahan tersebut. Bisa diakses 24 jam, dekat dengan tempat istirahat peserta, menjadi tempat nongkrong pemustaka. Hanya saja terbatas dari segi jumlah koleksi fisik yang dilayankan.
Library cafe menjadi salah satu pemikat pemustaka untuk datang ke perpustakaan BBPP Batu. Pemustaka dapat bereksperimen dalam membuat minuman (teh, kopi) sesuai dengan keinginan karena disediakan beberapa koleksi kopi dari berbagai daerah dan dibuat langsung oleh pemustaka. Literasi melalui QR-Code dapat ditemukan dibeberapa tempat di lingkungan BBPP Batu seperti di kandang ternak, ruang layanan perpustakaan, meja pemustaka dan dokumen-dokumen. QR-Code memberikan informasi ternak, tanaman, koleksi dan literatur terkait objek yang berada disekitar QR-Code ditempelkan. Pengenalan peternakan usia dini yang lebih dikenal dengan “Penak Sini” adalah layanan yang dilakukan untuk mengedukasi anak-anak usia dini (PAUD, TK, SD, SMP) tentang hewan ternak dengan alat peraga berupa miniatur ternak yang ada di BBPP Batu. Label koleksi berwarna-warni setiap topik koleksi, tujuannya untuk memudahkan penemuan kembali koleksi yang dicari dan mempercantik tampilan koleksi yang ditata di rak koleksi. Apresiasi ke pemustaka dalam bentuk hadiah, souvenir, dan sertifikat sebagai uncapan terimakasih sudah memberikan effort lebih terkait perpustakaan BBPP Batu.
Selain inovasi tersebut, perpustakaan BBPP Batu selalu melakukan promosi disetiap kesempatan yang ada untuk memperkenalkan dan memperluas jangkauan pemustaka, sehingga koleksi yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara maksimal. ERI/BBPP BATU